Aluminium adalah salah satu logam paling umum yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari kaleng minuman hingga kerangka pesawat terbang. Namun, sejarah aluminium penuh dengan tantangan dan perjalanan panjang menuju penggunaan yang luas seperti sekarang ini.
Pada awalnya, aluminium dianggap sebagai logam langka dan mahal. Pada abad ke-18, ilmuwan Denmark, Hans Christian Oersted, berhasil mengisolasi aluminium dalam bentuk serbuk, namun produksi komersialnya masih sangat sulit. Harga aluminium sangat tinggi, bahkan lebih mahal daripada emas. Karena itu, pada awal abad ke-19, Napoleon Bonaparte dikabarkan hanya menggunakan peralatan makan aluminium saat makan dengan tamu istimewa, sementara tamu-tamunya harus puas dengan peralatan emas.
Segalanya berubah pada tahun 1886 ketika dua ilmuwan, Charles Martin Hall di Amerika Serikat dan Paul Héroult di Prancis, secara independen menemukan proses elektrolisis yang memungkinkan produksi aluminium dalam jumlah besar dengan biaya yang lebih rendah. Proses ini kemudian dikenal sebagai proses Hall-Héroult.
Penemuan ini merupakan titik balik dalam sejarah aluminium karena memungkinkan produksi massal logam ini dengan harga yang jauh lebih terjangkau
Saat produksi aluminium menjadi lebih efisien, penggunaannya mulai meluas. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah aluminium adalah penggunaannya dalam pembangunan Menara Eiffel di Paris. Pada tahun 1889, Menara Eiffel dibangun sebagai bagian dari Pameran Dunia Paris, dan struktur ini merupakan bangunan tertinggi di dunia pada saat itu. Menara ini menggunakan sekitar 7.300 ton aluminium, yang memberikan kesan futuristik yang luar biasa.
Penggunaan aluminium terus berkembang, dan selama Perang Dunia I, logam ini mendapat perhatian khusus karena kekuatannya yang ringan. Pesawat terbang, kapal, dan senjata baru dapat dibuat lebih efisien dan kuat dengan bahan ini. Aluminium juga digunakan dalam proyek-proyek penting seperti Empire State Building, yang pada saat pembangunannya pada tahun 1930-an merupakan gedung tertinggi di dunia. Aluminium digunakan untuk kerangka dan fasad bangunan ini.
Selama Perang Dunia II, kegunaan aluminium semakin bervariasi. Selain digunakan dalam pesawat tempur, itu juga digunakan dalam kendaraan lapis baja, senjata, dan perlengkapan militer lainnya. Setelah perang, penggunaan aluminium semakin merata ke berbagai industri seperti otomotif, transportasi, dan kemasan makanan.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, industri pesawat terbang mengalami perkembangan pesat, dan aluminium tetap menjadi bahan utama dalam konstruksi pesawat. Selain itu, kegunaan aluminium dalam otomotif terus berkembang, dengan penggunaannya dalam pembuatan bodi mobil dan mesin yang lebih efisien.
Dewasa ini, aluminium adalah bahan yang sangat penting dalam berbagai industri. Selain digunakan dalam transportasi dan konstruksi, itu juga digunakan dalam kemasan makanan, peralatan rumah tangga, dan bahkan dalam industri teknologi untuk pembuatan perangkat elektronik.
Dari status sebagai logam langka dan mewah pada abad ke-18, aluminium telah menjadi bahan yang sangat umum dan terjangkau yang digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Inovasi dalam produksi dan penggunaannya terus memainkan peran penting dalam perkembangan teknologi dan industri modern. Sejarah aluminium adalah contoh nyata bagaimana penemuan ilmiah dan teknologi dapat mengubah cara kita hidup dan bekerja.